Penjara Seram Di Museum Kota Tua Fatahillah Jakarta
Penjara Seram Di Museum Kota Tua Fatahillah Jakarta– Sebenarnya kegiatan ini saya lakukan pada bulan februari 2016 lalu, berhubung saya sedang sok sibuk maka saya belum sempat menulisnya. Tepatnya tanggal 18 Februari 2016 saya berangkat kejakarta selama 5 hari untuk mengikuti lomba robot di Jakarta, singkat cerita setelah selesai kegiatan robot kami mengunjungi museum kota tua atau yang terkenal dengan museum Fatahillah karena letaknya di jalan Fatahillah.
Untuk masuk ke museum Kota Tua (Museum Fatahillah) tidak perlu merogoh kocek yang dalam karena tarif tiap orang sangat murah, untuk anak anak/siswa Rp. 3.000 dan untuk dewasa Rp.5.000 (sangat murah bukan dibanding dengan informasi yang didapat di dalamnya). Museum ini memiliki 2 lantai dan memiliki ruang bawah tanah pula yang digunakan sebagai penjara.
Barang Sejarah Di Museum Fatahillah
Saat masuk ke dalam museum akan terasa dingin dan sejuk karena bangunanya sangat menjulang tinggi sehingga pergerakan udara sangat bebas. Di lantai satu banyak berisi replika-replika prasasti, replika perahu, maket gedung dan perkakas. Sedangkan di lantai dua, berupa perabot rumah tangga seperti lemari, meja dan kursi yang digunakan semasa pemerintahan Belanda. Ini adalah beberapa peninggalan atau replika yang ada di lantai 1 :
Setelah puas di lantai satu, kita bisa melanjutkan ke lantai dua dengan menaiki tangga yang besar dan kokoh dengan khas arsitek tangga jaman Belanda. Dan di lantai dua kita akan temui beberapa perabotan yang digunakan pada masa itu :
Setelah capek muter muter di museum Kota Tua (Museum Fatahillah) kita bisa keluar dan di halaman belakang museum kita akan menemui beberapa sudut yang istimewah, ada sumur tua, penunjuk arah ala Eropa, patung dan yang paling unik kita bisa melihat penjara zaman dahulu yang sangat sempit dan pendek, dan ada pula yang masuk dalam tanah. Kita bisa membayangkan bagaimana pejuang kita saat dipenjara dan ditempatkan di sana akan terasa sesak saling berebut oksigen dan tidak bisa berkutik bebas karena kaki mereka juga di beri batu pemberat.
PENJARA SEMPIT DAN RENDAH DI MUSEUM FATAHILLAH
PENJARA BAWAH TANAH YANG BERAIR
HALAMAN BELAKANG
Setelah selesai belajar tentang sejarah kita bisa kembali lagi di depan museum dan di sana kita bisa berfoto dengan tokoh-toko pahlawan kita, berfoto dengan dunia lain (pocong), tokoh kartu yang terkenal. Saat berfoto kita tidak dikenakan tarif resmi tapi kita bebas mengisi kaleng dengan uang seikhlas kita.
BACA JUGA : KEUNIKAN MASJID NAMIRA
Dan tidak ketinggalan pula di museum Kota Tua (Museum Fatahillah) kita bisa melihat pertunjukan spesial kalau tradisi jawa namanya “ DEBOS” ( Adegan orang di tali dimasukkan kotak dan menghilang, makan api, di pecut dll ( Cukup menghibur namun kadang kasihan juga karena anak kecil sudah diajak bekerja).