Kunci Jawaban Buku Siswa Kelas 5 Tema 1 Halaman 127 128 129
Gerabah dari Pulau Madura
Salah satu warisan karya budaya yang sangat tua, luas persebaranya,
dan mampu bertahan hingga sekarang adalah gerabah, yakni barang
pecah belah dari tanah bakar yang dibuat secara tradisional. Gerabah juga
dikenal dengan sebutan tembikar. Gerabah konon sudah dibuat manusia
sejak mereka hidup menetap dan mulai bercocok tanam beberapa ribu
tahun sebelum tahun masehi, dan kini masih kita dapatkan di seluruh
pelosok Nusantara, tidak terkecuali di Pulau Madura.
Pada situs-situs kebudayaan dan purbakala, banyak dijumpai gerabah
atau tembikar yang difungsikan sebagai peralatan atau perkakas rumah
tangga dan untuk keperluan peribadahan serta penguburan mayat.
Gerabah yang paling sederhana dibuat dan dibentuk hanya menggunakan
tangan dengan ciri adonan yang kasar dan bagian-bagian gerabah
tersebut masih dipenuhi oleh jejak-jejak jari. Selain itu, bentuknya kadang
tidak simetris.
Tidak terkecuali di Pulau Madura, gerabah dibuat untuk difungsikan
sebagai peralatan sehari-hari masyarakat setempat, yang dilakukan
secara tradisional seperti apa yang dilakukan oleh para pendahuliunya.
Kesamaan pembuatan gerabah di Madura sekarang ini dengan para
pendahulunya adalah proses pembuatan dan bentuknya yang masih
tradisional sama seperti gerabah-gerabah yang dihasilkan pada zaman
terdahulu.
Gerabah-gerabah yang dihasilkan oleh para pengrajin di Madura adalah gerabah yang dibuat dari tanah liat yang berwarna kuning dengan
pasir halus. Tanah liat hitam dapat juga dipergunakan tetapi kualitasnya
kurang baik.
Beberapa daerah di Madura menjadi penghasil gerabah, seperti di
Mandala Andulyang, Duko Ru Baru, Yangkatan Kyangean, Baragung,
Pademawa, Dalpenyang Pakaporan, dan Blega Bangkalan. Di antara
daerah-daerah tersebut, yang sangat terkenal adalah Karang Penang
Sampang dan Andulang Sumenep. Kedua daerah tersebut memproduksi
gerabah dalam bentuk genteng.
Memang tidak semua daerah di Madura menghasilkan gerabah. Hal
ini disebabkan karena tidak semua wilayah di Madura memiliki struktur
tanah liat yang dijadikan bahan dasar pembuatan gerabah. Secara
umum, tanah-tanah di Madura mengandung pasir yang tinggi, karena
Pulau Madura dikeliling oleh pantai, sehingga tidak bisa digunakan untuk
membuat gerabah.
Di antara daerah-daerah penghasil gerabah tersebut ada semacam
perjanjian kerja untuk membuat barang-barang yang sudah ditentukan
secara turun-temurun atau spesialisasi. Dengan spesialisasi ini
persaingan dapat dicegah. Gerabah Madura juga memiliki kekhasan
lokal yang disebabkan oleh keahlian/keterampilan pengrajin, tersedianya
bahan, teknik pembuatan, dan teknik pembakaran. Dengan spesialisasi
dan ciri khasnya itu, banyak kampung diberi nama sesuai dengan nama
jenis tembikar tertentu.
Kunci Jawaban Buku Siswa Kelas 5 Tema 1 Halaman 127 128
1. Paragraf 1 : Salah satu di antara warisan karya budaya yang sangat tua, luas persebaranya, dan mampu bertahan hingga sekarang adalah gerabah, yakni barang pecah belah dari tanah bakar yang dibuat secara tradisional.
2. Paragraf 2 : Pada situs-situs kebudayaan dan purbakala, banyak dijumpai gerabah atau tembikar yang difungsikan sebagai peralatan atau perkakas rumah tangga dan untuk keperluan peribadahan serta penguburan mayat.
3. Paragraf 3 : Tak terkecuali di Pulau Madura, gerabah dibuat untuk difungsikan sebagai peralatan sehari-hari masyarakat setempat, yang dilakukan secara tradisional seperti apa yang dilakukan oleh para pendahulunya.
4. Paragraf 4 : Gerabah-gerabah yang dihasilkan oleh para pengrajain di Madura adalah gerabah yang dibuat dari tanah liat yang berwarna kuning dengan pasir halus.
5. Paragraf 5 : Beberapa daerah di Madura menjadi penghasil gerabah seperti di Mandala Andulyang, Duko Ru Baru, Yangkatan Kyangean, Baragung, Pademawa, Dalpenyang Pakaporan, Blega Byangkalan, dan lain-lain.
6. Paragraf 6 : Memang tidak semua daerah di Madura menghasilkan gerabah.
7. Paragraf 7 : Di antara daerah-daerah penghasil gerabah tersebut ada semacam perjanjian kerja untuk membuat baryang-baryang yang sudah ditentukan secara turun temurun atau spesilaisasi.
8. Paragraf 8 : Peralatan pengrajin gerabah Madura adalah alat-alat tradisional yang tak jauh bedanya dengan yang sudah digunakan pada zaman prasejarah.
9. Paragraf 9 : Adapun proses pembuatan gerabah dilakukan dengan tahapan-tahapan yang harus dilakukan secara berurutan.
10. Paragraf 10 : Keberadaan pengrajin gerabah di Madura ini telah banyak memberikan manfaat, baik untuk pengrajin, pemakai maupun untuk masyarakat umum.
11. Paragraf 11 : Meski gerabah masih tetap diproduksi, namun dalam perkembangannya dihadapkan pada produk-produk modern
Kunci Jawaban Buku Siswa Kelas 5 Tema 1 Halaman 129
Jawabannya :
1. Paragraf 1 : Salah satu jenis tanah yang banyak memiliki manfaat adalah tanah liat. Selain sebagai media tanam bagi berbagai jenis tanaman, tanah liat juga dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan gerabah.
2. Paragraf 2 : Agar dapat menghasilkan gerabah, tanah liat haruslah melalui beberapa proses produksi terlebih dulu. Tanah liat dibuat adonan dengan mencampur air kemudian diaduk dan dibolak-balik agar lebih pekat dan lengket. Tujuannnya adalah untuk mengeluarkan udara dalam tanah, agar mudah dibentuk, dan hasilnya tidak mudah retak. Setelah adonan tanah liat jadi, baru kemudian masuk pada tahap pembentukan dengan menggunakan berbagai macam teknik dan alat. Hingga pada akhirnya tanah liat yang sudah berbentuk tersebut dibakar dalam waktu dan suhu tertentu.
3. Paragraf 3 : Banyak barang-barang di sekitar kita yang terbuat dari tanah liat. Seperti asbak, vas bunga, kendi, teko dan cangkir. Bahkan ada juga meja dan kursi yang terbuat dari tanah liat. Barang-barang yang terbuat dari tanah liat memiliki nilai seni dan keindahan tersendiri dibandingkan dengan barang-barang yang terbuat dari bahan lainnya.
Itulah Kunci Jawaban Buku Siswa Kelas 5 Tema 1 Halaman 127 128 129 semoga bermanfaat.