IHT (In House Training) Tempat Guru Berbagi Ilmu Pusat belajar guru (PBG) mengadakan acara In House Trining (IHT) selama 3 hari. Kegiatan ini menjadi ajang yang ditunggu tunggu terutama bagi saya yang masih haus akan ilmu mengajar dan belum berpengalaman seperti para guru ahli di PBG ini.
Hari Pertama :
Kegiatan yang di ikuti oleh guru ahli dan pengelola PBG berjumlah 50 an guru menampilkan beberapa guru untuk sharing pengalaman saat mengikuti pelatihan tertentu, karena tidak memungkinkan semua GA di ikutkan maka ada perwakilan yang di utus, nah saat IHT inilah beliau menyampaikan materi atau ilmu yang di dapat sehingga kami yang belum mengikuti tetap bisa mendapatkan ilmu tersebut.
Sebagai contoh yang bertindak sebagai pemateri adalah Bu Lukiswati, Bu Nuryani beliau pernah datang ke Rumah Perubahan Jakarta milik Bapak Rhenal Kasali, banyak hal yang diperoleh oleh beliau saat ke sana dan dari penyampaian beliau ada hal yang perlu saya catat antara lain:
Menjadi guru itu harus :
1. Belajar terus menerus
2. Menerima kritik (berfikir terbuka)
3. Menghadapi tantangan dengan berani.
4. Saat gagal tidak perlu malu karena itu lebih baik daripada yang berpangku tangan.
Macam -macam siswa:
1.high achiever. Siswa pintar adalah siawa yang diberi pertanyaan dan jawabannya benar sesuai yang guru ajarkan.
2. Critical Leaner. Siswa yang jika pelajaran atau memberi jawaban *Iya* namun selalu ditambahi TAPI. Contoh. Iya itu benar tapi ……
3. Creative Leaner. Siswa yang menjawab pertanyaan dengan menawarkan solusi jawaban lain. Contoh : Jika itu bagaimana….?
Guru Wajib Bisa Mendongeng
Mengapa demikian? Karena dengan mendonggeng siswa akan lebih tertarik sehingga siswa akan konsentrasi dan antusia saat pelajaran kita, tapi untuk jenjang sekolah atas perlu adanya penyesuain donggeng yang diceritakan.
Jangan kwatir bagi Anda yang kurang mahir dalam membuat donggeng, ikuti saja langkah –langkahnya cara mendonggeng :
1.Tentukan Tema
2.Tentukan judul “ yang menarik”
3.Cerita: Pendahuluan
4.Cerita :Timbulkan Masalah
5.Cerita : Cari solusinya
6.Cerita : Simpulan atau akhir dari cerita
Tak ketinggalan dan sangat menarik pula info yang disampaikan Ibu Sri Rejeki dan Ibu Chusnul, beliau pernah belajar di IHF selama 18 hari, di sana beliau dihadapkan pada posisi yang sangat berbeda dengan kehidupan sehari-hari, beliau dibiasakan untuk mengajar dengan metode IHF yang penuh karakter ( IHF memiliki 9 karekter) dan tentunya membuat beliau harus menyesuaikan diri yang pastinya beliau menerapkan jika sudah kembali lagi di Jakarta.
Saya tidak bisa menuliskan secara detail karena begitu banyak karakter yang diberikan melalui pembiasaan yang kecil namun berdampak luar biasa. Bagi yang ingin mengetahui lebih dalam tentang IHF bisa mengikuti diklat atau seminarnya.
Itu baru secuil ilmu yang saya dapat di acara IHT ini, sebenranya masih banyak yang saya ingin tuangkan di sini namun sepertinya jari saya sudah mulai pegal minta di beri salep pijat hehehhe.
Ditulisan selanjutnya saya akan share beberapa informasi di hari ke dua IHT.